Panduan Memilih Sekolah untuk Anak Zaman Now adalah buku ketiga karya Bukik Setiawan yang saya baca, setelah dua buku sebelumnya yaitu Anak Bukan Kertas Kosong dan Bakat Bukan Takdir. Dalam buku ketiga ini, Bukik Setiawan berkolaborasi bersama Andrie Firdaus dan Imelda Hutapea. Ada benang merah dari ketiganya, bahwa tanggung jawab pendidikan anak terbesar berada pada orangtua.
Buku Anak dan Muatan Budaya
John Stephens, dalam bukunya Language and Ideology in Children’s Fiction, mengatakan bahwa anak-anak belajar mengenai masyarakatnya dari cerita yang dibacanya. Tentu ini juga berlaku untuk pembelajaran muatan budaya di dalam buku-buku mereka dan penanaman pemahaman mengenai perbedaan.
Menjadi dengan Berbagi
Tulisan dengan judul “Menjadi dengan Berbagi” ini dibuat oleh Mas Dedy Tri Riyadi, seorang penyair, cerpenis, dan praktisi iklan; dan disampaikan dalam acara Ngopibuku tanggal 25 November 2017 lalu. Pada kesempatan ini, hadir juga Mbak Olivia Elena, editor majalah Sunday. Karena Mbak Olivia tidak menuliskan ulasannya, saya hanya membagi tulisan Mas Dedy saja. Ulasannya keren. Saya salut dengan pembacaannya yang sangat jeli. Terima kasih, mas. 🙂
Berbagi Ruang
Akhirnya! Hari ini, 16 Oktober 2017, monograf pertama saya lahir. Berjudul Berbagi Ruang karena itulah tema yang membungkus tulisan-tulisan di dalamnya, yang embrionya berasal dari blog ini. Terima kasih untuk mereka yang memungkinkan tulisan-tulisan itu dibaca lebih banyak orang.
Bukan Takdir
Salah satu buku yang saya suka adalah buku tentang pendidikan dan pola asuh (parenting) karena dua hal ini erat sekali dengan keseharian saya sebagai ibu sekaligus pendidik. Buku Bakat Bukan Takdir ini melebur keduanya: bagaimana orangtua memainkan perannya sebagai pendidik. Sama dengan buku pertama, buku ini juga sempat menemani saya bepergian ke beberapa kota. 🙂