Novel sebagai sebuah teks dapat dilihat dari berbagai sudut, salah satunya dengan memakai kacamata analisis wacana kritis atau critical discourse analysis, yang oleh Fairclough dikatakan memiliki tujuan “…to systematically explore often opaque relationships of causality and determination between (a) discursive practices, events and texts, and (b) wider social and cultural structures, relations and processes; to investigate how such practices, events and texts arise out of and are ideologically shaped by relation of power and struggles over power (Fairclough, 1995). Dengan demikian, novel dapat dianggap sebagai manifestasi relasi antara teks itu sendiri dengan struktur sosial dan budaya sebagai latarnya, melalui bahasa.
Bahasa dan Kuasa dalam Novel Anak Sejuta Bintang
Buku Anak dan Muatan Budaya
John Stephens, dalam bukunya Language and Ideology in Children’s Fiction, mengatakan bahwa anak-anak belajar mengenai masyarakatnya dari cerita yang dibacanya. Tentu ini juga berlaku untuk pembelajaran muatan budaya di dalam buku-buku mereka dan penanaman pemahaman mengenai perbedaan.
Hutang Rindu
The Fifth Sally
Hari ini ada ujian skripsi di tempat saya bekerja dan saya menjadi salah seorang penguji. Semuanya berjalan seperti biasa. Namun, ada satu hal yang sangat menarik. Ternyata mahasiswa yang saya uji menyimpan cerita yang inspiratif, setidaknya buat saya.
Jihad Terlarang
“Sebaik-baik teman sepanjang waktu adalah buku.” Begitu kalimat yang saya temukan di halaman pertama buku Jihad Terlarang karya Mataharitimoer (@mataharitimoer) ini. Couldn’t agree more. Saya sangat setuju. Termasuk untuk hari ini.