Dari Tarogong ke Taragon

Puncak Darajat, 18 derajat, pukul 14.30 siangPekan lalu adalah pekan pelesir buat saya. Ada dua kegiatan bersama rekan-rekan, yang pertama ke Puncak Darajat, Garut, dan kedua ke Kuala Lumpur. Karena esoknya harus mengejar penerbangan pagi ke Kuala Lumpur ini, saya harus berpisah dari mereka dan pulang lebih awal dari Garut. Bermula dari Tarogong, saya menikmati perjalanan selama tujuh jam di atas bus Garut-Jakarta, sampai Ciawi, Bogor.

Puncak Darajat berada di bawah Gunung Papandayan, sekitar 24 km dari kota Garut. Dengan fasilitas jalan yang memadai, kita bisa menikmati udara segar dan pemandangan indah hingga ke kawah, baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan mobil sewaan. Suhu udara di kawasan ini cukup dingin, 17-18 derajat, ditambah kabut tebal yang mulai turun sekitar pukul 10 pagi. taragon

Hari Jumat (6 Maret) pagi, saya dan dua orang teman, Dini Valdiani (@dinivaldiani) dan Mariana Siregar (@Nana_Siregar) berangkat ke Kuala Lumpur. Karena niatnya trip hemat, penerbangan pun kami pilih yang terjangkau anggaran. Untuk akomodasi, kami pesan kamar di hotel Furama, yang berada di kompleks Taragon Putri Bukit Bintang.

pagi hari, dari sisi lain jendela hotel furama
pagi hari, dari sisi lain jendela hotel Furama

Dengan berbagi kamar, biaya akomodasi bisa ditekan. Satu hal yang menarik dari hotel ini adalah kami bisa menikmati pemandangan Petronas Twin Towers dan KL Tower yang cantik di malam hari dari jendela kamar.

klcc malam

Penerbangan ke dan dari Kuala Lumpur kami lalui dari bandara KLIA 2, bandara khusus maskapai yang menyediakan tiket murah. Dan, karena kami mendarat sekitar pukul 15.00 sore dan belum makan siang, kami mampir ke kedai Melur & Thyme di bandara. Harga makanan dan minuman di sini lumayan mahal. Seporsi makan, jus dan kopi seharga 24 RM belum termasuk pajak.

Sebenarnya transport dari bandara ke hotel  dan sebaliknya sangat mudah, tapi demi berhemat tenaga, kami naik taksi. Ongkos taksi sekitar 70 RM. Taksi memang menjadi alternatif, selain bus, monorail, commuter line dan subway. Seperti halnya di kota-kota lain, sopir taksi pun ada yang baik ada yang tak bersahabat. Di sana, kami bertemu keduanya.  Nah, pak Halim ini termasuk yang baik. Jadi, kami menghubunginya ketika akan pulang. Pertimbangannya lagi-lagi berhemat tenaga, karena Senin pagi kami harus masuk kantor. O ya, sebaiknya pilih taksi bermeter.

halim

Transportasi publik di Kuala Lumpur sangat nyaman. Biayanya sama sekali tidak mahal, dengan sistem koin atau tiket biasa rata-rata 2 RM. Mereka juga tidak meminta deposit seperti commuter line Bogor-Jakarta. Satu hal yang patut diingat, jangan naik kereta di malam Minggu. Kami memutuskan naik taksi setelah menunggu hampir dua jam tak juga bisa masuk.

klcc bertiga

Dari hotel Furama ke stasiun monorail terdekat hanya 5 menit berjalan kaki, lewat jalan pintas di samping rumah makan Abu Kamal. Sebelum naik ke stasiun, tepat di depan Berjaya Times Square Hotel (west buiding) terdapat loket tiket bus ke Singapura.Dari stasiun itu kita bisa ke KL Sentral, yang merupakan pusat rute perjalanan untuk banyak destinasi, termasuk ke bandara.

batu cave
Batu cave

Makanan di Kuala Lumpur menjadi daya tarik tersendiri. Kedai Safreen yang terlewati jalan ke stasiun monorail Imbi buka 24 jam. Masakannya enak, harganya sangat terjangkau. Kami kenyang bersantap pagi bertiga hanya menghabiskan 12 RM.

Tempat makan lain yang harus dicoba adalah Restoran Nasi Ayam Chee Meng. Rumah makan yang sudah berdiri sejak 1965 ini memang juara. Es teh o limau-nya juga segar. Rasa enak dengan harga wajar membuat rumah makan ini selalu ramai.

chee meng
photo by @Nana_Siregar

Untuk oleh-oleh atau cendera mata (mereka menyebutnya cendera hati) bisa kita dapatkan di Central Market, yang letaknya bersebelahan dengan Pasar Seni. Tempatnya bersih, adem, harga wajar dan kualitas barangnya bagus. Di daerah Bukit Bintang ini juga ada butik coklat Chocolate Kingdom, yang buka pukul 9 pagi hingga 6 petang. Uniknya, tempat ini menerima pembayaran dengan mata uang apapun.

Dalam perjalanan ke bandara, kami juga mampir ke Putrajaya untuk sekadar menikmati suasana hari Minggu di kota pusat pemerintahan ini. Suasananya tenang dan bersih.

putrajaya

Terima kasih Dini dan Nana, untuk tiga hari yang menyenangkan. Kali ini pergi bukan untuk bekerja. 🙂

with dini nana

Terima kasih juga buat mas Adi, mas Asyik dan Aa Syali para suami yang memberi izin kami berlibur. 🙂 🙂

5 COMMENTS

  1. Senang berjalan-jalan dengan Bu Tami dan senang baca tulisan perjalanan ini, membangkitkan ingatan akan semua pengalaman di sana. Terima kasih sudah mendokumentasikan perjalanan kita dalam bentuk tulisan ini Bu Tami, nanti kita bikin jadwal jalan bareng lagi ya.

  2. A nice trip. Saya belum bisa menuliskan seperti Bu Tami yang hebat. Saya jadi termotovasi untuk menuliskan sebuah perjalanan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here