Puisi ini ditulis oleh teman saya Khrisna Pabichara, untuk saya dan sahabat terbaik saya, @adiwkf dan menjadi salah satu puisi dalam bukunya Pohon Duka Tumbuh di Matamu. Buku ini diterbitkan oleh Indie Book Corner tahun 2014 lalu.
Hujan yang Sendirian di Halaman
Pernahkah kautanya perasaan kopi
Yang kaubiarkan mendingin di gelas
Sedang mata ingatan berpedih-pedih
Menanggung perih masa lampaumu
Di lengang halaman, hujan gemetaran
Sedari sore ia bertahan, sendiri di sana
Kucoba mengajaknya ke perapian, tapi
Hujan malas menghangatkan kenangan
Kubawakan segelas kopi, hujan suka
Dan menyesapnya tergesa-gesa
Seolah pada tiap teguk ia kubur pahit merindu
Dan aku berlama-lama memandanginya
Aku senang sekali memandangi hujan
Membayangkan ia bak setangkal kelapa
Tiap senja melepas lepuh pelepah derita
Begitu khidmat dan aku lupa pada kopi
Pernahkah kautanya perasaan hujan
Yang kaubiarkan sendirian di halaman
Sedang mata ingatan berpayah-payah
Menampung kenangan di gelas kopi?
Maret 2011
perumpamaan yang sangat indah,
dengan bahasa yang padat makna.
Very interesting