Kata ini sering kali kita jumpai. Tapi, dari yang saya baca, saya mendapati bahwa dalam beberapa konteks kata humblebrag dimaknai berbeda. Setidaknya, begitu yang saya rasakan.
Sependek pengetahuan saya, humblebrag itu semacam berbagi pencapaian atau kabar baik lainnya dengan cara yang halus dan rendah hati, walaupun tujuannya tetap memberitahukan kepada dunia mengenai kabar itu. To brag in a humble way.
Berbagi kabar seperti ini sangat manusiawi. Kita melakukannya karena ingin dianggap bernilai. Sebagian orang melakukannya dengan halus tanpa bermaksud menyombongkan diri, sebagian lagi melakukannya dengan meluap-luap. Ini yang oleh sebagian orang dikaitkan dengan cock-a-hoop. Keterangan tentang ini bisa dibaca di kamus Merriam Webster. Dan, diakui atau tidak, teknologi berperan banyak terhadap budaya bragging ini.
Kalimat humblebrag bisa ditemui dalam cuitan Kevin Rose, co-founder Digg, yang ditulis tanggal 10 September 2012 ini. “Was standing next to Jessica Alba backstage at disrupt, pulled off some serious geek skills and didn’t say anything to her.”
Contoh lain ditulis oleh Ronan Farrow, yang diterima di Yale Law School pada usia 16 tahun. “While being interviewed by Jon Stewart, I think I am the type of lawyer that is probably a failed doctor. I saw organic chemistry, and I was like, ‘nope, going to law school.’”
Sebagaimana manusiawinya humblebrag ini, reaksi orang lain juga sangat manusiawi: suka dan tidak suka. Akan tetap ada yang menganggapnya negatif, walaupun kita tidak berniat begitu. Apalagi di jaman sekarang, dengan adanya media sosial yang sangat memungkinkan orang berkomentar tanpa tahu konteks kalimat yang kita tulis, tulisan bernada bragging seperti ini sangat rentan salah paham.
Ekaterina Walter, seorang social media strategist, mengatakan bahwa lebih baik menuliskan dengan wajar. Menurutnya, kalimat “I couldn’t be prouder! My daughter just got promoted to the Paris office!” lebih baik dibanding “My daughter just got promoted to the Paris office! I guess all those years we spent vacationing on the Côte d’Azur were good for something besides tan lines!”.
Selain humblebrag, ada pula istilah underbrag. Ini adalah kalimat yang secara terbuka memaparkan kegagalan atau kekurangan dengan penuh percaya diri tanpa peduli apa pendapat orang lain (Collins dictionary). Contohnya seperti yang ditulis oleh Jen Doll, “I woke up with all of my clothes on, including my glasses and boots, and a bucket of chicken wings next to me. I then stumbled to the bathroom, where I discovered a goat in my bathtub! Whatta night!”
Ada beberapa poin penting yang layak kita perhatikanjika ingin berbagi kabar seperti ini. Mari kita lihat satu per satu.
Pertama, perhatikan diksi. Kata-kata tertentu memiliki makna tertentu pula.
Kedua, jika merasa perlu melengkapinya dengan gambar atau foto, sertakan sewajarnya dan bukan foto lama yang ditampilkan berulang. Berkiatan dengan privacy, kehati-hatian berbagi foto ini juga sangat penting diperhatikan.
Ketiga, kenali pembaca kita. Dengan mengetahui siapa yang akan membaca tulisan kita, tentu lebih mudah bagi kita menyampaikan pesan yang ingin kita bagikan.
Keempat, belajar dari orang lain. Teman kita di media sosial terbagi dua: mereka yang berbagi cerita dalam bahasa yang positif dan mereka yang membuat kita tidak nyaman dengan gaya tulisannya. Tahu kan, mana yang sebaiknya kita tiru?
Terakhir, nikmati. Sampai kapanpun, orang tidak akan berhenti melakukan bragging ini. Jadi, mari kita nikmati saja.
Akur, kan? 🙂