Memilih Bahasa Indonesia

Untuk kesekian kalinya saya mendengar ada yang mengacu kepada bahasa Indonesia dengan kata bahasa ketika mereka berbicara dalam bahasa Inggris. Saya tidak memakai kata itu, tentu dengan beberapa alasan. Boleh jadi alasan ini bersifat pribadi karena terkait dengan yang saya alami, saya lihat atau saya baca. Saya memilih memakai  frasa bahasa Indonesia dan menyebutnya dengan Indonesian jika saya sedang bicara dalam bahasa Inggris.

Pertama, kita sendiri menyebut bahasa yang kita pakai sebagai bahasa persatuan, bahasa negara dan bahasa perantara atau lingua franca ini sebagai bahasa Indonesia, bukan sekadar kata bahasa. Jadi, mengapa harus mengatakan kepada mereka bahwa bahasa yang tercantum sebagai butir ketiga dalam Sumpah Pemuda ini sebagai bahasa?

Analoginya begini. Bahasa Sunda disebut basa Sunda dalam bahasa Sunda. Namun, ketika mengatakannya dalam bahasa Inggris, saya akan mengatakan, “I speak Sundanese”, bukan “I speak basa Sunda”.

Kedua, kamus bahasa Inggris menyebutnya demikian. Dua kamus yang saya jadikan rujukan adalah Oxford Dictionary dan Merriam Webster Dictionary. Dalam Oxford Dictionary, tercantum bahwa Indonesian is another term for bahasa Indonesia, the group of Austronesian languages, closely related to Malay, which are spoken in Indonesia and neighboring islands. Dalam Merriam Webster Dictionary tertulis bahwa Indonesian is the language based on Malay that is the national language of the Republic of Indonesia.

Ketiga, dalam tes bahasa Inggris berstandar internasional, mereka menuliskannya Indonesian. Dua tes yang pernah saya ikuti adalah TOEFL dan IELTS. Dalam data isian mengenai test taker untuk TOEFL, tertulis Indonesian, dengan kode IND; dan dalam IELTS adalah Indonesian, dengan kode 054.

Keempat, program studi bahasa Indonesia di universitas lazim disebut dengan Indonesian department. Di Universitas Indonesia misalnya, mereka menawarkan program studi Indonesia sebagai Indonesian studies, yang meliputi kajian bahasa, sastra dan budaya. Di luar negeri pun tak beda. University of Queeensland di Brisbane punya program studi Indonesian dan Hankuk University of Foreign Studies bahkan memiliki Malay-Indonesian department sejak beberapa dekade silam. Dalam konteks pengajaran bahasa di Australia dan New York juga dikenal LOTE, Languages Other Than English. Salah satu bahasa yang ditawarkan adalah bahasa Indonesia, yang mereka tulis Indonesian.

Lalu bagaimana dengan universitas lain? Bukankah di dunia ini terdapat ribuan universitas? Silakan coba. Saya sudah melakukannya dan yang saya temui adalah Indonesian, bukan “bahasa”. Termasuk judul buku pengajaran bahasa, misalnya How to Master Indonesian, Learn Indonesian, Indonesian Language Course, Basic Indonesian, Indonesian for Kids dan sebagainya.

Kelima, bahkan aplikasi penerjemahan sederhana semacam Google Translate pun memakai kata Indonesian sebagai entri pilihan bahasanya. Bukan bahasa.

Keenam, apa pilihan bahasa yang ditawarkan komputer Anda ketika Anda mengeklik set language? Indonesian, bukan?

Ketujuh, program pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing disebut BIPA, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. LBI FIB Universitas Indonesia, misalnya, menyebutnya an Indonesian language program for non-native speakers. Demikian juga yang Anda temui jika memasukkan kata kunci pengajaran bahasa Indonesia ini di mesin pencari. Anda akan menemukan bahasa Indonesia, Indonesian atau Indonesian language.

Kedelapan, istilah yang lazim dipakai di kalangan luas memang Indonesian. Saya mengambil contoh gnip.com yang melakukan survei mengenai preferensi bahasa yang dipakai dalam media sosial Twitter beberapa waktu lalu. Hasil survei menunjukkan bahasa yang menduduki peringkat kelima adalah Indonesian, bukan bahasa.

Demikianlah. Ini baru beberapa alasan mengapa saya memilih memakai Indonesian, bukan bahasa. Kita bisa mencari lebih banyak lagi jika kita mau. Sayangnya, banyak dari kita yang malas cari tahu. 🙁

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here