Masih tentang kepergian saya ke Malaysia pekan lalu, saya akan ceritakan mengenai Ipoh, tempat yang baru pertama kali saya kunjungi. Sebelumnya, saya mencari tahu mengenai tempat ini dan mendapatkan banyak informasi, salah satunya tentang kopi. Ipoh adalah tempat old town white coffee berasal. Konon katanya demikian.
Konferensi yang bertajuk “21st Century Learning in English Language Education: Embracing Technology and Progressive Pedagogy” yang saya ikuti ini bertempat di Meru, sekitar 20 menit dari Ipoh. Acara ini diselenggarakan oleh Asosiasi Pengajar Bahasa Inggris Malaysia.
Untuk menuju Ipoh, saya naik bus dari seberang Terminal Amanjaya di Meru ini dengan ongkos 2 ringgit 30 sen. Ada beberapa macam bus. Tinggal pilih. Mau yang berpendingin (AC) atau yang biasa. Sekadar info, bus biasa justru lebih mahal, yaitu 2 ringgit 50 sen.
Karena waktu yang saya punya tidak banyak, hanya beberapa tempat yang sempat saya kunjungi. Untungnya, tempat-tempat ini semua memungkinkan dijangkau dengan berjalan kaki. Untungnya lagi, mereka punya Ipoh Heritage Trail, semacam napak tilas sejarah yang menghubungkan beberapa tempat di kota ini. Ipoh Heritage Trail berawal dari depan stasiun kereta Ipoh.
l. Stasiun Kereta Ipoh
Stasiun kereta api yang dirancang oleh Arthur Benison Hubback ini dibuka pertama kali pada tahun 1917. Karena keindahan bangunannya, gedung ini juga dikenal sebagai Taj Mahal of Ipoh. Jadi, sebelum ke Taj Mahal, bolehlah ke sini dulu. 🙂
2. Balaikota Ipoh
Gedung balaikota, atau Majlis Bandaraya Ipoh, terletak tepat di seberang stasiun kereta. Sama halnya dengan stasiun kereta, gedung ini juga dirancang oleh Arthur Benison Hubback.
3. Mahkamah Tinggi Ipoh
Kompleks mahkamah tinggi ini terletak tepat di sebelah kanan balaikota. Konon, semua urusan hukum, kecuali hukum Islam, diselesaikan di sini. Gedung ini pernah menjadi kediaman resmi Panglima Kinta, Dato Mohamad Yusof.
4. Plan b
Tempat ini terletak di perempatan Kong Heng, lengkap dengan beberapa toko cindera mata dan restoran. Ada satu kedai yang menarik perhatian saya: Ipoh Craftnerds. Kedai ini khusus menjual segala pernak-pernik bertema gajah yang dibuat oleh seniman dan pengrajin lokal, termasuk pemiliknya, perempuan cantik bernama Leong Chai Yuen. Why Not Elephant berdiri pada tahun 2013. Melihat gajah-gajah di sini saya jadi ingat teman saya @indriguli. 🙂
Tempat alternatif lain untuk mencari cindera mata adalah sebuah lorong kecil tidak jauh dari Plan B, bernama Concubine Line. Selain cindera mata, kita juga bisa menjumpai pedagang makanan ringan dan ais kepal (ice ball). Di ujung lorong ini ada museum Han Chin Pet Soo yang buka setiap hari kecuali hari Senin.
5. Menara Jam Birch
Tidak jauh dari balaikota, berdiri sebuah menara yang dibangun untuk mengenang James Birch, residen Inggris pertama di Perak. Menara setinggi 6 kaki 6 inci ini memiliki lonceng di atasnya.
Birch dibunuh oleh para pengikut panglima Dato Maharajalela ketika sedang berada di atas kapalnya s.s. Dragon, di sungai Perak. Ia dibunuh karena tidak menghormati budaya dan tradisi lokal, dan berkonflik dengan penduduk setempat.
6. Old Town White Coffee
Ini dia! Kedai kopi ini terletak tepat di depan Pusat Penerangan Pelancong Ipoh (Ipoh Travelers Information Center). Dinding luarnya dipercantik dengan mural Old Uncle with Coffee Cup yang dilukis oleh Ernest Zacharovic, seniman yang juga menggambar mural di Georgetown, Penang. Tempatnya asyik dan kopinya enak.
Semua tempat yang saya tulis di sini terletak di wilayah kota tua (old town) Ipoh. Bagian kota ini dan bagian lain (new town) dipisahkan oleh sungai Kinta yang mengalir sepanjang 100km. Sungai yang merupakan cabang utama dari sungai Perak ini dikenal memiliki ikan air tawar beragam jenis.
Baiklah. Karena cerita saya sudah panjang dan lebar, ada baiknya saya akhiri. Waktunya menikmati kopi. Kali ini kopi hitam, bukan old town white coffee. Mari!
Catatan: informasi pelengkap didapat dari berbagai sumber.
Pasti uenak tuh kopinya… pengen balik?
Thank very much for stopping by at Why Not Elephants during your previous visit to Ipoh. I love what you have written about Ipoh…very insightful. Do visit us again.