Hari ini, Sabtu 19 Maret 2016, untuk kedua kalinya saya ke Sekolah Alam Bogor. Pertama, dalam acara Salam Festival dua tahun lalu. Kali ini saya berkesempatan ngobrol bareng guru-guru muda di sana tentang sesuatu yang saya suka: menulis.
Acara ini santai tapi bergizi. Sehat ragawi karena pisang rebus, ubi dan kacang Bogor sebagai teman kopi dan buah sebagai selingan. Sehat rohani karena diskusi kami tentang suatu ketrampilan yang sangat bermanfaat. Kegiatan semacam ini seperti MLM. Diharapkan mereka menularkan virus menulis ini kepada siswa dan orang terdekat mereka.
Salah satu hal yang menarik dari sekolah ini adalah konsep yang mereka tawarkan. Sesuai dengan namanya, Sekolah Alam menerapkan konsep mengakrabi alam. Sekolah ini mendekatkan siswa kepada alam dengan cara merancang sarana, obyek dan kurikulum yang berhubungan dengan alam. Mereka juga mengupayakan dan menjaga keberlangsungan ekologi alam sekitar.
Desain ruang sangat terbuka. Sirkulasi udara sangat asyik dan cara ini tentu hemat energi karena tidak memerlukan penyejuk ruangan.
Wadah serbaguna ini terbuat dari koran bekas, salah satu usaha pemberdayaan masyarakat sekitar. Dalam usaha ini, sekolah ini sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar. Keren!
Peserta pelatihan, dan semua guru di sekolah ini, berusia di bawah 40 tahun. Saya jadi merasa muda. Bertemu dengan orang-orang muda seperti ini serupa detox. Benar apa yang saya yakini sejak lama, bahwa antusiasme dan energi positif itu menular.
Sebagai penutup acara hari ini, saya sampaikan kutipan dari buku kumpulan cerpen karya Seno Gumira Ajidarma. “Boleh bisa apa saja, termasuk menulis. Boleh tidak bisa apa saja, kecuali menulis.”
Karena ide bisa dari mana saja di alam ini dan dari pengalaman siapa saja di dunia ini, mari menulis. Menulis alam. Alam saya dan Anda.
menarik sekali sepertinya,