Kemarin saya ngobrol dengan teman-teman seusai mengajar. Topiknya ringan, seputar makanan sehat yang kami pesan, layanan ojeg online, lagu yang akan ditampilkan para dosen dalam acara wisuda minggu depan, baju yang kami pakai yang kebetulan bermotif kotak-kotak, dan koneksi internet yang sering tidak bersahabat jika sedang sangat diperlukan.
Pagi ini saya ngobrol dengan seorang sahabat. Topiknya sangat beragam. Mulai kesukaan kami akan kopi, sampai pekerjaan. Dari yang ringan sampai yang lumayan serius. Dan, ia menyebut saya teman diskusi, bukan teman ngobrol.
Penggunaan kata ngobrol selalu dikaitkan dengan hal ringan, sedangkan kata diskusi cenderung mengacu pada hal-hal yang sifatnya lebih berat. Tidak salah. Di KBBI pun tertulis keterangan mengenai kata mengobrol, yaitu bercakap-cakap atau berbincang-bincang santai tanpa pokok pembicaraan tertentu.
Tapi, boleh dong saya tidak sepenuhnya setuju. Dari pengalaman saya, kadang menyebut diskusi dengan ngobrol itu justru memberikan efek positif. Suasana lebih nyaman, dan luarannya tak kalah berkualitas dibanding hasil sebuah diskusi serius.
Saya suka mengajak mahasiswa minum kopi sambil ngobrol tentang skripsi mereka. Ini juga saya lakukan bersama teman-teman di luar lingkup pekerjaan. Hasilnya? Ide-ide brilian.

Nah, kapan kita ngobrol? Bersama kopi, tentunya. 🙂
Maunya kapan? 😉
Salam persahablogan,
@adiwkf