Kemarin, di atas ketinggian sekian ribu kaki, saya mengharu biru. Saya hendak ke Semarang karena mendapat kabar ibu masuk rumah sakit dan tak sadarkan diri. Ini adalah serangan stroke kedua setelah lebaran tahun lalu ibu mendapatkan serangan pertama. Dan emosi campur aduk itu dipersembahkan oleh segelas teh panas, yang disajikan bersama dua keping biskuit dan sepotong roti sore itu.
Saya dan teh dipertemukan oleh ibu. Ibulah yang membentuk kebiasaan saya minum teh di pagi hari sejak saya kecil. Kami biasa minum teh pagi sambil berbincang tentang apa saja, dari teh itu panas sampai dingin. Ritual ini dimulai selepas subuh, yang mungkin terlalu pagi bagi orang lain. Bahkan hingga sebelum sakit kemarin, jika saya pulang ibu akan membuatkan teh dan saya bisa menikmatinya sambil masih berbalut selimut.
Saya tumbuh menjadi penikmat teh, selain kopi tentunya. Teh putih, teh hijau, teh hitam, teh dari beragam bunga, daun dan biji-bijian saya coba. Panas maupun dingin.
Dalam buku The Organized Mind karangan Daniel J. Levitin yang menjadi teman perjalanan saya kali ini, ada istilah associative access. Ingatan kita bisa disegarkan dengan banyak cara, baik melalui asosiasi persepsi maupun asosiasi semantik. Kemunculan memori ini bisa dipicu dengan kata-kata, nama, aroma, lagu, foto, atau hal-hal acak lain. Ini yang disebut relational memory. Teh dan semua suasana yang saya nikmati bersama ibu itu adalah contohnya.
Relational memory seperti ini akan sangat kuat jika berhubungan dengan orang terdekat. Saya begitu. Mendengar lagu, menikmati kopi, dan bahkan ketika menulis seperti ini pun membuat saya ingat orang-orang terdekat dan beribu kenangan yang kemudian menari-nari tanpa permisi. Dan tak ayal lagi, ini membuat saya rindu, serindu-rindunya. Bahkan biasanya ketika hendak bepergian, belum pergi pun sudah rindu setengah mati.
Begitulah dahsyatnya jika sudah berurusan dengan hati. Snack time pun bisa mengaduk-aduk emosi.
Dan aku tahu betul itu, tentang kebiasaan minum teh. My deepest love from Bogor for you and Emak.
Salam persahablogan,
@adiwkf
Saya juga pecinta teh…
Suka kalimat terakhir di tulisan ini.
Semangat mbak… Semoga ibu cepat pulih. Aamiin