Pagi ini saya membaca sebuah berita. Kabar lama yang dibagikan kembali. Dikisahkan, di tengah pesta perayaan seusai kemenangan klub Real Madrid dalam Liga Champion UEFA 2014, Cristiano Ronaldo menghampiri penonton dan memeluk seseorang sepenuh hati. Penonton yang juga membalas pelukan sepenuh hati itu tak lain adalah Albert Fantrau, rekan bermain di Kejuaraan U-18. Albert membuka peluang Ronaldo untuk lolos seleksi untuk mendapat tempat di akademi Andorinha dengan sengaja membiarkannya mencetak gol terbanyak.
Kita juga tentu masih ingat kejadian lain, yang serupa walau tak sama. Pada saat pemilihan Miss Universe beberapa bulan lalu terjadi sebuah insiden. Dalam foto yang tersebar viral di banyak media sosial, Miss Bulgaria Radostina Todorova terlihat menyemangati Pia Alonzo Wurtzbach yang berasal dari Filipina. Sebelumnya, pembawa acara Steve Harvey melakukan kesalahan dengan menyebut Ariadna Gutierrez dari Colombia sebagai juara.
Dari Ronaldo ke Miss Bulgaria saya belajar satu hal. Ada orang-orang yang tulus di sekeliling kita yang siap mendukung kita. Selama tiga hari ini saya bersama dua orang teman sedang mengerjakan sesuatu yang sejak tahun lalu kami angankan. Memang ini kami bertiga, tapi buat saya mereka berdua adalah Miss Bulgaria dan Albert.
Selain mereka berdua, ada juga beberapa teman lain yang selalu siap memberikan suntikan semangat. Seperti yang pernah saya tulis, orang-orang seperti ini adalah matahari. Tidak bisa saya lihat setiap hari tapi selalu siap ‘menemani’. Teman-teman hebat.
Terima kasih wahai Albert, Miss Bulgaria dan matahari-matahari saya yang tersebar dari yang sedekat urat nadi hingga mereka di ujung negeri. Ketulusan pasti terasa, apapun bentuknya. Segala yang datang dari hati akan sampai juga ke hati. I love you. Yes! You! 🙂
bagiku kamu juga matahari mbaa..
sampe jumpa di pekanbaru minggu depan