Belajar dari Maleficent

Saya kenal nama Maleficent sebagai tokoh antagonis dalam kisah Sleeping Beauty. Itu dulu, sejak saya masih anak-anak. Sampai kemudian tokoh Maleficent ini menjadi perbincangan teman-teman karena kebaikan hatinya.

Blog and Blend

Geliat bahasa selaras jaman pasti semua orang sudah mahfum. Kata paparazzi yang kita kenal sekarang misalnya, baru dikenal publik pada tahun 1960 melalui film berjudul La Dolce Vita (Kompas, 1 September 1997). Demikian juga kata blog, atau yang awalnya dikenal dengan weblog, yang juga menyapa kita di tahun 1997.

Bertanya dan Bahagia

Hari ini saya kembali bertugas sebagai instruktur PLPG untuk guru-guru yang sedang dalam proses sertifikasi. Lokasi pelatihan ada di Cipayung, daerah yang mengingatkan saya pada sebuah resto di pinggir kali dan keinginan untuk makan malam di situ yang sampai sekarang belum terlaksana. Makan malam dengan cahaya lilin diiringi nyaringnya riak-riak air sungai di bawahnya. Kabarnya, di resto itu juga bisa ditemui kuntum-kuntum phalaenopsis kesukaan saya. Termasuk yang berwarna putih, tentunya.

Mudik dan Bahasa Daerah

Lebaran tiba, mudik pun tiba. Itulah yang kita pahami sekarang. Padahal konsep mudik adalah: (1) (berlayar pergi, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman); (2) (cak) pulang ke kampung halaman (KBBI, 2005: hlm 758). Pergeseran makna ini juga terlihat dalam karya sastra yang terbit sampai awal tahun 1970-an. Pada masa itu mudik belum dimaknai sebagai pulang ke kampung halaman yang kaitannya dengan hari raya Iedul Fitri atau Lebaran.

Media dan Massa

Saya pengguna media sosial. Tidak banyak, tapi cukuplah untuk membantu keperluan saya bekerja dan bersosialisasi dengan kerabat dan sahabat. Saya juga merasa masih bisa mengendalikan diri dan berniat menjaganya tetap begitu. Kalau kadang-kadang lupa diri, ya namanya juga manusia. Wajar. 🙂