Sarjana di Tepian Baskom

wildanMembaca Sarjana di Tepian Baskom seperti mengawinkan fakta dan fiksi. Sebagai sebuah kisah tentulah buku ini merupa fiksi, tapi beberapa nama dan latar tempat yang ada membuatnya terbaca seperti sebuah catatan kegiatan. Beberapa nama dan deskripsi tokohnya mengingatkan saya akan keberadaan mereka, yang hanya satu jengkal dari ruangan tempat duduk saya saat ini.

Beda Gaya

allanJika sebelumnya saya pernah menulis mengenai bahasa perempuan, tulisan kali ini menyentuh bahasa laki-laki. Dengan tetap meletakkan bahasa perempuan sebagai pembanding, tentu saja. Cara perempuan dan laki-laki berkomunikasi ini disinggung di beberapa bagian dalam buku Why Men Don’t Linsten and Woman Can’t Read Maps yang ditulis oleh Allan dan Barbara Pease.

Menjadi dengan Berbagi

Tulisan dengan judul “Menjadi dengan Berbagi” ini dibuat oleh Mas Dedy Tri Riyadi, seorang penyair, cerpenis, dan praktisi iklan; dan disampaikan dalam acara Ngopibuku tanggal 25 November 2017 lalu. Pada kesempatan ini, hadir juga Mbak Olivia Elena, editor majalah Sunday. Karena Mbak Olivia tidak menuliskan ulasannya, saya hanya membagi tulisan Mas Dedy saja. Ulasannya keren. Saya salut dengan pembacaannya yang sangat jeli. Terima kasih, mas. 🙂

Membaca epilog

Selalu ada hal yang menyenangkan ketika “bersentuhan” dengan buku. Kali ini, saya mendapat kesempatan menghadiri acara peluncuran “Kumpulan Cerpen Kompas 2012” berkat seorang sahabat, Maman S. Mahayana. Sahabat saya yang dahsyat ini sedang berada di Korea ketika acara berlangsung hari Kamis, 27 Juni 2013 lalu, jadilah undangannya saya pakai.

Geliat Bahasa Selaras Jaman

Kalau boleh saya bilang, buku ini adalah one stop reference untuk mereka yang tertarik dalam bidang bahasa. Bagaimana tidak? Di dalamnya mencakupi bukan hanya masalah-masalah bahasa yang dianggap serius karena menyangkut undang-undang, namun juga berpanjanglebar mengenai bahasa gaul mutakhir. Dari bahasa politik sampai So what gitu loh ..