Kado Terlama

lukisanPagi ini saya mendapat kiriman puisi. Kado ulang tahun, katanya. Kado ini memang terlambat satu bulan, tapi saya pernah menerima kado yang jauh lebih terlambat sampai ke tangan saya: 21 tahun 7 bulan 1 hari! Lukisan ini. 🙂
Terima kasih.

AKU AKAN PERGI DI BULAN JULI

Aku akan pergi di bulan Juli
Waktu angin menderu di pucuk-pucuk cemara
Di kotamu yang dingin
Dan akan kulihat kau
Berjalan di antara pohon-pohon mahoni

Aku akan datang di bulan Juli di kotamu
Tanpa kabar terlebih dulu
Kerna aku ngin mengejutkanmu
Tiba tiba aku mampir di sisi bahumu

Waktu pagi akan kulihat kau membuka daun jendela
Menyorongkannya sambil masih berselimut tebal
Dengan mata yang letih
Kerna semalaman membaca ulang buku angsa hitam
Kau pasti tak akan melihatku
Kerna aku berdiri di balik kabut-kabut

Pada bulan Juli nanti aku akan memandangmu
Mengajar dengan penuh takzim di ruang kelas yang sejuk
Dan mahasiswamu takjub mendengarmu bertutur dalam alunan musik lembut (:amy)
Ah, alangkah indahnya bila kau bawa anak muridmu itu
Belajar di taman hijau
Seperti dulu Rabindranath Tagore mengajar anak-anak
Di taman santineketan
Aku jadi bisa lebih leluasa menatap wajahmu manis

Entah di bulan Juli nanti kau ada di kotamu apa tidak
Katamu kau akan pergi lagi ke Korea tahun ini
Semoga tidak di bulan Juli
Karena aku ingin melukis wajahmu
Di bulan Juli di atas kertas putih ukuran A3
Akan kulaburkan warna-warna pastel coklat kesukaanmu
Kali ini aku pasti bisa melukismu setelah gagal berkali-kali

Ke kotamu aku pernah berkunjung berkali-kali
Dulu tak ada kamu atau mungkin ada tapi aku yang tak tahu
Kalaupun tahu juga aku tak tahu alamatmu
Bukankah sampai sekarangpun kau juga tak kunjung kasih alamatmu?
Jadi di bulan Juli nanti bila aku berkunjung ke kotamu
Aku akan berdiri menunggu di pojokan kebun raya sebelah utara
Sambil memandang rusa-rusa di halaman istana
Berlarian kian kemari
Siapa tahu kamu sedang bermain dengan mereka
Dan aku bisa memanggil-manggil namamu dari balik pagar besi
Entah kamu bisa dengar apa tidak

Aku akan pergi di bulan Juli ke kotamu
Entah engkau berulang tahun lagi apa tidak di bulan Juli
Akan kubawakan sebatang coklat belgia yang pahitnya minta ampun
Sebatang lilin dan sepotong doa semoga engkau panjang umur
Akan kubuatkan untukmu juga secangkir kopi hitam dari tanah gayo
Yang kuseduh dari termos biru yang kubawa dari rumah
Entah kamu mau apa tidak berulang tahun lagi di bulan Juli

Aku akan pergi di bulan Juli ke kotamu
Entah tahun ini
Entah tahun depan
Entah berpuluh tahun lagi

Kabari aku kalau kamu akan pergi di bulan Juli
Jangan biarkan aku menunggumu di pojok kebun raya itu
Sendiri dipagut angin yang menderas dari pucuk gunung
Aku pasti akan menggigil
Menahan rindu yang mengiris-iris nadiku

Aku akan menjumpamu di bulan Juli
Sambil kubawa gelang manik kayu
Entah kapan itu

Maret 2015

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here