Nyoblos karena Sepakat

image
Besok pagi, Rabu, tanggal 9 April 2014, adalah hari penting bagi bangsa Indonesia. Bangsa ini akan memilih wakilnya yang kelak akan duduk dalam jajaran dewan perwakilan rakyat. Seperti halnya peristiwa serupa di negara lain, di sini pun keadaan makin ramai dan semarak beberapa minggu terakhir. Bukan hanya semarak di dunia nyata, namun juga di beberapa kanal media sosial dan media berita daring. Dan, karena pemilihan dilakukan dengan cara menusuk kertas suara, kita menyebutnya “nyoblos”, berasal dari kata coblos yang artinya menusuk hingga tembus ke bagian sebaliknya.


Kata nyoblos sendiri sebenarnya tidak taat kaidah. Fonem /c/ tidak luluh jika dilekati imbuhan, termasuk imbuhan me- dan pe-. Jika menilik aturan pembentukan kata ini, bentuk informal yang ada adalah ncoblos. Namun, dalam ranah bahasa cakapan, kata nyoblos lebih populer dipakai dibanding ncoblos. Kata nyuci lebih dikenal dibanding ncuci. Kata nyuri lebih dikenal dibanding ncuri. Dan, banyak kata lain mengalami nasib serupa. Salahkah?

Ternyata, hal seperti itu tidak bisa dikatakan salah begitu saja. Pesan tetap tersampaikan dengan selamat selama pemakaian bahasa itu disepakati dan dipahami bersama (Arwood, 1991: 18, dalam Semantic and Pragmatic Language Disorder). Yang terpenting dalam komunikasi adalah penyampaian pesan. Function rather than form.

Nah, siapkah Anda nyoblos besok pagi?

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here