Menghimpun tulisan menjadi sebuah monograf adalah sesuatu yang sangat saya syukuri. Oleh karena itu, di sini saya akan bagikan tautan ulasan mereka mengenai buku Berbagi Ruang (Frasa Media, 2017) yang dimuat dalam blog. Tentu saja ini bukan berarti mengecilkan mereka yang memberikan ulasannya di facebook, twitter, Instagram dan media lain. Terima kasih. Semoga semua ini menjadi amunisi buat saya dalam menulis.
Memuji dan Memuja di Tanakita
Saya pernah menulis mengenai diagram Venn, bahwa hidup kita ini sangat serupa dengan diagram ini. Ada beberapa ruang dan ada kalanya ruang itu saling bersinggungan. Ada ruang privat (pribadi) dan ruang publik, yang jangkauannya berjenjang dari yang paling kecil yaitu keluarga, lalu ke pertemanan, dunia kerja, sampai ruang yang benar-benar ruang publik seperti kita temui di tempat-tempat umum.
Mengapa Mengutip?
Pagi ini ada yang mengatakan hal menarik kepada saya. Konon, orang yang mencantumkan kutipan dalam tulisannya itu tidak percaya diri. Saya begitu. Apakah artinya saya tidak percaya diri?
Indonesia Bicara Baik
Ini adalah hari kedua sekaligus hari terakhir Konvensi Nasional Humas 2017 yang bertempat di IPB International Convention Center (IICC). KNH kali ini mengusung tema #IndonesiaBicaraBaik, diikuti sekitar 500 orang dan menghadirkan pembicara dan praktisi yang terbagi menjadi beberapa sesi.
Menjadi dengan Berbagi
Tulisan dengan judul “Menjadi dengan Berbagi” ini dibuat oleh Mas Dedy Tri Riyadi, seorang penyair, cerpenis, dan praktisi iklan; dan disampaikan dalam acara Ngopibuku tanggal 25 November 2017 lalu. Pada kesempatan ini, hadir juga Mbak Olivia Elena, editor majalah Sunday. Karena Mbak Olivia tidak menuliskan ulasannya, saya hanya membagi tulisan Mas Dedy saja. Ulasannya keren. Saya salut dengan pembacaannya yang sangat jeli. Terima kasih, mas. 🙂