Pinang

Ini adalah cerita terakhir Grup 8 rangkaian #RantaiCerita #3Penguasa yang diadakan oleh Blogor. Cerita pertama ditulis oleh @wkf2010 dalam Jobapara dan kisah kedua ditulis oleh @yoszca dalam Renjana. Selamat menikmati.

——-

Ringkasan cerita yang lalu

Sudah tiga bulan sejak jumpa pertama di Kopi Nian Euy Café, Kanka dan Tami masih setia dengan status mereka: jomblo. Kanka belum bisa menghapus bayangan Mita, almarhum kekasihnya, dan Tami belum menemukan tambatan hati. Sepertinya hatinya  tertambat di tempat yang salah hingga jawaban yang ditunggu tak jua datang menyapa.

***

Liburan semester sebentar lagi tiba. Itu artinya ia bisa segera pulang ke Yogyakarta. Sudah tak tahan rasanya berada di Bogor yang makin sesak saja. Ia juga sudah sangat rindu kepada bapaknya yang sudah mulai renta. Apalagi sejak mendengar ibunya, yang tinggal di Jakarta, meninggal tahun lalu.

Ia juga ingin melupakan Kanka yang lebih memilih asyik dengan bayangan Mita, bukan membuka mata dan hati untuk sebuah cinta baru. Dan, untuk itu sepertinya ia harus minta maaf kepada seseorang karena telah gagal memenuhi janji.

Satu lagi, anggrek bulan di taman belakang rumahnya pasti sedang bermekaran. Sejak kecil ia menggilai anggrek jenis Phalaenopsis ini dan memburu ke mana pun ia mau. Phalaenopsis braceana dari Himalaya dan Phalaenopsis bastianii dari Luzon menambah koleksinya bulan lalu.

Di sela padatnya urusan kampus, Tami menyempatkan ke biro perjalanan langganannya di Botani Square untuk memesan tiket. Menjelang liburan semester seperti ini agak susah mendapatkan tiket. Tak sia-sia ia kenal dekat dengan mbak Tiara, salah satu pegawai di sana, yang selalu bisa diandalkan kapan  pun ia perlu.

Setelah semua urusan kampus selesai, Tami segera mengemas barang dan bergegas ke pool bis Damri yang akan membawanya ke bandara.  Dan, ah, ini yang tak disukainya tentang Jakarta. Macet. “Payah nih,” gumamnya.

***

Kanka menyerah. Setelah mati-matian ia bersikukuh mempertahankan diri akhirnya jarinya mengetik @LanggengAyu. Dia menyapa. Rupanya ada rindu di sana setelah pemilik akun ini hilang dari linimasa.

@LanggengAyu apa kabar?

Kemudian hening. Ia menunggu. Dulu, setiap kali ia menulis di linimasanya, wanita ini selalu rajin membalas. Tapi kini lain. Tak ada balasan. Hari berganti, minggu berlalu. Bahkan setelah perkuliahan di pascasarjana IPB aktif.

Hampir satu tahun tak ada berita, sampai pagi ini. Kanka kaget ketika didapatinya balasan tweet yang ditulisnya sebelas bulan lalu. Tak lain, tak bukan, dari Tami.  Ia bilang hari Sabtu mendatang diwisuda dan ayahnya akan datang dari Yogya. “Ini kesempatan. Aku harus lakukan. Sekarang atau aku akan menyesal seumur hidup,” bisik hati kecilnya.  “Tami, ternyata aku makin cinta!” teriaknya, tentu dalam hati.

Sore ini mereka janji bertemu di Kopi Nian Euy Café dan memesan minuman yang sama seperti tahun lalu. Hanya bedanya, kali ini Kanka yang sedang dibuai gelora asmara. Dan setelah acara wisuda jalinan itu semakin kokoh. Jarak membentang tak lagi jadi masalah, Kanka di Bogor dan Tami di Yogya.

***

“Ada tamu, jeng. Sudah dipersilakan menunggu di teras depan. Dia bilang dari Bogor. Orangnya ganteng lho,” kata Yu Parmi sambil senyum-senyum sendiri.

“Suwun Yu, ganteng atau nggak biar kulihat dulu deh ,” jawab Tami.

Mendengar kata Bogor Tami lari ke teras depan dan ditemuinya Kanka, menenteng brownies coklat kesukaannya.

“Waduh, makasih ya sudah repot-repot. Pagi-pagi begini sudah sampai sini, sudah sarapan belum?”  tanta Tami. Dan tanpa menunggu jawaban ia langsung mengajak Kanka ke ruang makan. Tapi mata Kanka tertuju pada beberapa foto di ruang tengah. Tak sabar ia langsung menanyakan kepada Tami.

“Itu foto siapa?”

“Makan dulu deh, nanti aku cerita.”

Setelah makan, mereka kembali ke teras depan dan Tami memulai kisahnya.

“Aku kembar dan yang di foto itu adalah Mita, kembaranku yang meninggal tahun lalu. Kami memang bukan kembar identik. Orang tua kami juga tak ingin memperlakukan kami seperti orang tua lain memperlakukan anak kembarnya. Namaku Maartri Utami dan nama panjang Mita adalah Paramita Dewayanti. Sejak kecil kami memang hidup terpisah. Aku bersama bapak di sini dan Mita ikut ibu di Jakarta. Mereka memutuskan berpisah, hanya tiga tahun setelah menikah. Ibu meninggal tahun lalu, tak lama setelah Mita. Tapi, walau berjauhan, hubungan di antara kami sangat istimewa. Saking istimewanya, aku dan Mita tak merasa kalau orang tua kami sudah bercerai. Seminggu sebelum meninggal, Mita berpesan agar aku menggantikan tempatnya di hati orang yang dicintainya, jika terjadi apa-apa dengannya. Orang itu adalah kau, Kanka. Dan aku sempat minta maaf kepada Mita karena tak sanggup memenuhi janjiku ketika tahun lalu isyarat yang kulempar tak mendapat sambutan. Rasanya aku sudah tak punya harga diri. ”

“Maafkan aku, Tami,” bisik Kanka seraya merengkuh dan mengecup keningnya.

Kanka merasa bodoh sekali. Ke mana saja ia selama ini. Mita dan Tami, Titanic, J.K. Rowling, Juicy Couture Perfume dan akun @LanggengAyu yang tiba-tiba begitu antusias menyapanya.  Kenapa semua itu tak juga memberi arti.

Tapi tak apa. Kini, ialah orang paling bahagia di dunia. Kalau orang lain hanya mendapat pinang yang dibelah dua, Tuhan menyediakan dua pinang dalam hidupnya.

 

Wisma Kinasih, Caringin

12 Mei 2012

5 COMMENTS

  1. Amboy,luar biasa manis ending cerita ini.
    Jujur,selama ini saya seorang pembaca cepat tulisan blog,tapi waktu membaca cerita ‘Pinang’ ini saya bacanya perlahan-lahan,sampai baca 3x 😀
    Terima Kasih buat Meneer Wong Kam Fung dan Madam Utami Utar yang sudah berkenan bekerja sama dengan saya merangkai seri cerita #3Penguasa grup 8
    Salam Seru Blogosphere..

  2. asyik, endingnya menyiratkan bahwa antara Tami dan Kanka yang selama ini bermain-main pada imajinya masing-masing bisa menyatu dalam cinta yang mengakhiri rindu. Maknyos….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here