Beberapa hari lalu teman saya bilang, selain sebagian besar mengulas masalah bahasa, blog ini juga berisi puisi kiriman. Benar sekali. Karena saya tidak pandai menulis puisi sendiri, saya memuat puisi-puisi itu sebagai ungkapan apresiasi. Kali ini saya bagi puisi dari seorang teman lama, lama sekali, yang dikirimkannya menjelang dini hari.
KEPADA PEREMPUAN DENGAN CAHAYA DI NAMANYA
Perempuan dengan cahaya di namanya
Entah kenapa dulu kita tak pernah bersapa
Pada masa dan ruang jarak ragawi itu ada
Dan kuluput menangkapmu dalam senyum bercanda
Perempuan dengan cahaya di matanya
Senyummu menyeretku pulang pada bau hujan
Di kota yang telah lama kutinggal pergi
Dan tak kutahu sempatkah aku pulang nanti
Perempuan dengan senyum bercahaya berceritalah
Tentang manik-manik gelang di lengan kirimu
Atau sepatu kanvas putih yang membalut kakimu
“Lihatlah, aku begini tomboy!”
Jeritmu ketika petang menghampiri kotamu
Perempuan dengan cahaya di namanya
Bercangkir kopi yang pernah kau hirup
Bolehkah suaatu hari nanti
Aku menemanimu menghirupnya
Sambil kita berbincang tentang segala kenang dulu
Yang luput kita rawat
2015