Short Escape

Salah satu yang sangat saya sukai adalah ketika saya bisa melakukan sesuatu di luar rutinitas. Saya bisa melakukannya sendiri, bersama teman, atau bersama keluarga. Bisa di rumah hanya dengan kopi dan buku, menonton film, menikmati musik, atau bepergian ke beberapa tempat.

Soal pelesir ini, kalau bulan lalu saya menikmatinya bersama teman-teman dari Tarogong hingga Taragon, kali ini saya melakukannya bersama Rey, anak lelaki saya. Kami pergi ke Singapura dan menikmati waktu berdua selama beberapa hari di kota ini.

Karena bukan musim libur, tiket ke negeri mungil ini tidak terlalu mahal. Rute Jakarta-Singapura termasuk rute ramai, jadi kita tak akan menemui kesulitan mencari penerbangan ke sana. Tersedia beragam pilihan.

rak bukuDi sana kami menginap di Perak Hotel, yang terletak di jalan Perak. Lokasinya sangat mudah dijangkau, sekitar 10 menit jalan kali dari stasiun MRT Little India atau dari stasiun MRT Bugis. Kedua stasiun tidak terlalu jauh dari bandara Changi, dan bisa ditempuh dengan MRT pula.

Selain jarak dan waktu tempuh yang sangat efisien, hotel ini juga menyediakan rak buku di lobinya. Tamu boleh membawa buku-buku ini untuk dibaca di kamar. Boleh juga membacanya di ruang makan, yang menyediakan kopi, teh, susu, coklat dan kudapan selama 24 jam. Gratis.

Hari pertama kami belum ke mana-mana. Baru hari kedua kami mulai jalan-jalan. Mula-mula kami ke Merlion Park. Jalan yang tahun lalu sedang dibangun ketika saya ke sini dalam perjalanan ke tempat lain itu kini sudah selesai. Berjalan kaki jadi makin nyaman.

Sebelum ke Merlion Park, kami ke Esplanade – Theatres on the Bay. Gedung pertunjukan ini asyik. Selain acara-acara musik, film, pameran dan kegiatan seni lain, di sini juga tersedia tempat makan, tempat belanja, dan perpustakaan.

Hari itu kami juga sengaja naik MRT dari ujung ke ujung, dan ternyata beberapa penjuru sudut ini bisa ditempuh dalam waktu kurang dari sehari. Kami sempat menikmati nasi lemak di Jurong East seharga SGD 2, jauh lebih murah dibanding harga makanan di pusat kota. Ongkos MRT berkisar SGD 1-2 untuk sekali jalan. Sebenarnya ini semacam eforia. Bandingkan dengan commuter line Bogor-Jakarta lebih sering sesak dibanding lengang.

littlle indiaDi dekat hotel tempat kami menginap ini ada Kawasan Seni Little India (Little India Arts Belts). Di sini kita bisa menjumpai beberapa kelompok seni yang menyuguhkan beragam pertunjukan, dari tradisional (India dan Malaysia) sampai pertunjukan modern, dari tari sampai gamelan.

Hari berikutnya kami naik Singapore Flyer, kincir raksasa yang terletak di Raffles Avenue. Dengan tarif sebesar SGD 33 per orang, kita bisa melihat Singapura dari ketinggian 165m dengan pemandangan visual 360 derajat. Flyer ini buka pukul 8.30 pagi hingga 20.30 malam. Ini adalah salah satu pemandangan dari dalam kapsul kincir itu.

flyer

Dari situ kami ke Garden by the Bay. Selain taman yang bisa dinikmati secara gratis, ada juga area konservasi yang memasang tarif mulai SGD 8 sampai SGD 28 per orang. Jaraknya tidak terlalu jauh, bisa ditempuh dengan bus dengan hanya melewati satu pemberhentian. Transportasi dengan bus ini sangat nyaman. Di halte tersedia informasi bus apa saja yang melewati jalur itu, tujuannya ke mana, dan berapa biayanya.

garden

Selanjutnya, kami naik cable car menuju Sentosa Island, yang bisa ditempuh dari Mount Faber atau Harbourfront. Tarif cable car ini SGD 29 per orang, dengan rute Mount Faber – Harbourfront – Sentosa Island – Harbourfront – Mount Faber. Selain Universal Studios Singapore yang tarifnya SGD 68, kita juga bisa melakukan beberapa hal tanpa biaya alias gratis di Sentosa Island ini: menikmati pantai, mengunjungi Fort Siloso, jalan-jalan di Pantai Palawan dan bercanda dengan burung, monyet dan reptil di Palawan Ampitheatre.

Kalau Anda termasuk maniak buku, boleh berkunjung ke kompleks Beras Basah. Di situ ada tersedia kios-kios yang menyediakan buku-buku yang tak mudah ditemukan di toko buku mainstream. Tersedia juga buku-buku bekas, yang masih sangat layak baca.

Di kota ini juga banyak ruang tebrbuka dan taman yang sangat nyaman untuk sekadar duduk dan berbincang. O ya, kami juga sempat menikmati sore di sepanjang Orchard Road, yang trotoarnya sangat lebar dan jauh berbeda dari trotoar di Bogor yang di beberapa tempat dipenuhi pedagang kaki lima.

ernaSatu hal lain yang membuat jalan-jalan saya kali ini berkesan adalah akhirnya saya bisa menemui Erna, sahabat saya yang menetap di Singapura. Beberapa kali ke sini selalu saja tak berhasil mencocokkan waktu. Kami ke Masjid Sultan yang terletak di kompleks Malay Heritage Center dan makan malam di Kampung Glam. Horfun, roti john, teh o limau, ice longan dan beberapa menu lain sempat kami cicipi.

phalaenopsisDan, melengkapi perjalanan kali ini adalah kuntum-kuntum phalaenopsis yang menemani kami menunggu waktu boarding di bandara Changi. Perfecto! 

Semoga ada perjalanan-perjalanan lain, ke tempat yang berbeda, dengan pengalaman berbeda pula. 🙂

 

 

 

 

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here