Teduh di Payung Kopi

Tadi sore, sahabat saya Indri mengirimkan pesan ajakan ngopi di Rumah Kopi Ranin. Sebuah ajakan yang sulit ditolak. Apalagi di akhir pesan ada teaser tambahan, Payung Teduh berada di kedai kopi itu. Ini namanya rezeki. Akhirnya bertemu setelah beberapa kali batal menikmati mereka manggung di Bogor.

Buat saya, kopi menemani banyak suasana. Ketika hati sedang manja-manjanya merajuk dengan mood tak menentu, secangkir kopi akan sangat menenangkan.  Jika pening kepala menyerang, mereka yang mengenal saya tentu tahu, kopi mampu meringankan pening itu. Kalau sudah begini, saran “Ngopilah biar enakan!” terdengar sangat menyenangkan. Lalu, yang pasti, kopi adalah teman di kala suka, baik sendiri maupun bersama teman-teman, sambil bertukar kabar dan cerita berlama-lama.

Rumah Kopi Ranin di Jalan Bangbarung yang berdiri tahun 2014 (embrionya sendiri dimulai dari tahun 2012) ini adalah salah satu destinasi kopi yang asyik di Bogor. Dengan tagline “Merayakan Kopi Nusantara”, kedai ini memperkenalkan kopi kepada masyarakat, dan memungkinkan kita belajar banyak mengenai kopi, dari jenis-jenisnya sampai proses pengolahannya.

Selain karena varian kopi dan musik yang diputarnya, saya suka kedai ini karena mereka juga menawarkan acara-acara yang berkaitan dengan kopi, baik acara rutin maupun acara yang sifatnya insidentil. Cupping, misalnya, diadakan rutin setiap minggu. Acara-acara ini bisa diikuti oleh umum.

Mereka juga punya program Katering Kopi, semacam penyeduhan kopi in-house, yang dilakukan di tempat sesuai permintaan. Dalam kegiatan ini, Rumah Kopi Ranin akan berbagi pengetahuan mengenai kopi sehingga acara akan sangat spesial karena disajikan dengan cara yang benar oleh barista profesional.

Pekat kopi adalah kelekatan hangat antara minuman beraroma eksotik ini dan penikmatnya. Pun di antara kami, para penikmatnya. Kini, ‘ngopi’ tak selalu identik dengan minum kopi. Gaya hidup yang sudah lama melekat di budaya kita ini seakan lahir kembali.

Hujan, kopi dan Payung Teduh adalah paduan sempurna menikmati senja. 🙂